PELAJARAN 2: ALLAH

Terdapat beberapa penjelasan akan keberadaan Allah.

PERUMPAMAAN ARLOJI

Jika kita menemukan arloji kuno di tanah, tanpa pernah melihat sebuah arloji sebelumnya, maka kita mungkin akan memungut dan menyelidikinya. Kita mungkin akan membuka dan mempelajari cara kerjanya yang rumit. Kita akan memperhatikan bagaimana roda-roda kecilnya bekerja bersama sehingga jarum jam berputar.

Kita akan mengambil kesimpulan bahwa mekanisme tersebut tentunya dibuat. Arloji tersebut tentu telah dirancang, direncanakan secara teliti. Jelas sekali bahwa arloji tersebut tidak dapat terjadi dengan sendirinya. Tidak mungkin aparat-aparatnya menjadi satu dan bekerja sama secara kebetulan saja. Kenyataan bahwa arloji tersebut ada merupakan bukti bahwa terdapat seorang perancang, atau pembuat arloji.

Alam semesta ini terdiri dari berjuta-juta bintang. Bumi kita memiliki satu bulan yang mengitarinya. Matahari dan planet-planet adalah bagian dari sistem rumit yang luar biasa, yang mana setiap bagiannya bergerak sesuai dengan jalur yang tetap. Sistem ini jauh lebih rumit daripada sebuah arloji, dan tentu saja tidak terjadi secara kebetulan. Haruslah ada seorang perancang. “Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya”  (Mazmur 19:2).

BUKTI KITAB SUCI

Salah satu penjelasan terkuat tentang keberadaan Allah terdapat di Kitab Suci. Kitab Suci berisi dengan nubuat-nubuat tentang kebangkitan dan jatuhnya berbagai kerajaan dan bangsa; mengenai manusia-manusia dan kejadian-kejadian. Seringkali nubuat-nubuat ini ditulis ratusan tahun sebelumnya. Ini merupakan satu kemampuan yang mana tidak ada satupun manusia yang dapat melakukannya. Hanya Allah yang mengatur segala, sehingga dapat menyebabkan nubuat-nubuat tersebut ditulis. Baca Yesaya 46:9-10.

Beberapa dari nubuat tersebut akan kita bahas di pelajaran-pelajaran mendatang. Tujuan dari pelajaran sekarang ini adalah untuk menjelaskan apa yang telah diungkapakan oleh Allah dalam Kitab Suci mengenai diri-Nya sendiri.

APA YANG KITAB SUCI JELASKAN KEPADA KITA

Allah telah menyatakan diri-Nya sebagai Pencipta. “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.” (Kejadian 1:1). “Akulah yang menjadikan bumi dan yang menciptakan manusia di atasnya; tangan-Kulah yang membentangkan langit, dan Akulah yang memberi perintah kepada seluruh tentaranya.” (Yesaya 45:12)

Allah telah mengungkapkan bahwa diri-Nya adalah abadi. Dia sudah ada selalu, dan akan selalu ada.

“Sebelum gunung-gunung dilahirkan, dan bumi dan dunia diperanakkan, bahkan dari selama-lamanya sampai selama-lamanya Engkaulah Allah.” (Mazmur 90:2)

“Takhta-Mu tegak sejak dahulu kala, dari kekal Engkau ada.”(Mazmur 93:2)

Hanya ada satu Allah. Israel telah di-ingatkan bahwa berbagai dewa-dewi yang dipuja oleh bangsa Mesir tidak memiliki kekuatan apapun, dan merupakan patung-patung buatan tangan manusia saja.

“Sebab segala allah bangsa-bangsa adalah berhala, tetapi TUHANlah yang menjadikan langit.” (1 Tawarikh 16:26). Allah adalah Maha Kuasa. Dia mengetahui segala yang terjadi dan berada di mana-mana melalui kuasa Roh Kudus-Nya.

“Engkau mengetahui, kalau aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh … segala jalanku Kaumaklumi.” (Mazmur 139:2-3)

Daud dalam Kitab Mazmur berkata bahwa daya pikir kita terlalu kecil untuk dapat mengerti ke-Maha-an Allah (Mazmur 139:6). Namun jika kita tahu bahwa Allah melihat dan mengetahui segalanya, hal ini dapat menjadi sumber ketenangan pikiran dan kekuatan. “Jika aku terbang dengan sayap fajar, dan membuat kediaman di ujung laut, juga di sana tangan-Mu akan menuntun aku, dan tangan kanan-Mu memegang aku.”(Mazmur 139:9-10).

Kitab Suci menjelaskan bahwa kuping Allah selalu terbuka untuk mendengarkan jeritan anak-anak-Nya, dan Allah telah mengemukakan juga bahwa “Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.” (Ibrani 13:5; Yosua 1:5)

KE-ESA-AN ALLAH

Ajaran Kitab Suci bahwa hanya ada satu Allah sangatlah penting untuk diperhatikan, terutama karena banyak yang tidak mempercayai ajaran ini. Ajaran ini sangat jelas sekali dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Bacalah ayat-ayat dalam: Yesaya 45:5, 1 Korintus 8:6, dan Efesus 4:6.

Rasul Paulus menulis kepada Timotius, “Karena Allah itu esa (satu) dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus” (1 Timotius 2:5)

Yesus sendiri menekankan pentingnya ajaran Kitab Suci ini ketika ia berkata, “Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus.”(Yohanes 17:3).

AJARAN TRINITAS

Tidak banyak terdapat ajaran yang diterima oleh kebanyakan umat Kristen di seluruh dunia. Salah satu perkecualian adalah ajaran tentang Trinitas. Agama Katolik, Gereja Yunani, dan hampir semua golongan umat Kristen – sebagaimana bedanya mereka dalam ajaran-ajaran lain – tetapi sepakat akan ajaran Trinitas, yakni bahwa “Sang Bapa adalah Allah, Sang Anak adalah Anak Allah, dan Roh Kudus adalah Allah; namun mereka bertiga merupakan satu Allah, bukan tiga”. Selanjutnya mereka juga percaya bahwa ketiganya memiliki kedudukan yang setara dan keberadaan yang kekal.

Benarkah ajaran ini? Jika demikian, haruskah kita menerimanya walaupun ajaran tersebut susah untuk dipahami? Bagaimana kita dapat mencari tahu? Jelas sekali hanya dengan mempelajari dari apa yang telah Allah nyatakan dalam Firman-Nya. Oleh karena itu, kita berpaling kepada Alkitab dan menemukan bahwa tidak ada satupun ayatnya yang mendukung ajaran Trinitas yang populer ini, malah sebaliknya. Alkitab selalu mengajarkan ke-esa-an Allah, bukan Trinitas. Kutipan-kutipan berikut jelas-jelas menunjukkan ini:

“Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa.” (Ulangan 6:4; Markus 12:29)

“Akulah TUHAN dan tidak ada yang lain; kecuali Aku tidak ada Allah.” (Yesaya 45:5)

“Bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, yang dari pada-Nya berasal segala sesuatu” (1 Korintus 8:6)

Kutipan-kutipan tersebut tidaklah tersendiri, melainkan merupakan contoh dari sedemikian banyak ayat-ayat yang dapat dikutip. Semua mengajarkan bahwa Allah adalah Esa (satu), bukan tiga. Ayat terakhir dari contoh kutipan jelas sekali menjelaskan ini. Ayat tersebut ditulis oleh Paulus, lama setelah Yesus sendiri telah lahir, mati, dibangkitkan dari kematian, dan diagungkan untuk duduk di tangan kanan Bapanya. Namun Paulus menyatakan bahwa hanya ada SATU ALLAH! Siapakah dia? Kesatuan dari tiga Allah: Bapa, Putera dan Roh Kudus? Tentu saja tidak! Dia adalah SANG BAPA. Dia adalah Allah yang dipuja oleh Paulus.

BENARKAH YESUS ADALAH ALLAH SANG ANAK?

Lalu siapakah Yesus Kristus? Apakah dia “Allah Sang Anak”? Ungkapan ini seringkali digunakan akhir-akhir ini (terutama di dunia Barat). Namun sangatlah menakjubkan bahwa ungkapan tersebut tidak pernah ditemukakan di Alkitab. Kita banyak membaca tentang “Anak Allah”, tapi bukan ‘Allah Sang Anak’ – yaitu Allah dalam bentuk Sang Anak. Kesimpulan yang dapat kita ambil adalah bahwa ajaran dibalik ungkapan tersebut tidak berdasarkan Firman Allah dalam Alkitab. Pernyataan Iman Athanesia (The Athanasian Creed) mengemukakan bahwa Sang Bapa dan Anak memiliki kedudukan yang setara dan keberadaan yang kekal. Kita tidak akan membahas kesamaan dalam keberadaan yang kekal, namun apa kata Alkitab mengenai kedudukan yang setara? Dengan jelas dan sederhana sekali hal ini diterangkan. Apakah Yesus memiliki kedudukan yang sama dengan Bapanya ketika dia berada di dunia sekitar 2000 tahun yang lalu? Marilah kita membiarkan Yesus menjawabnya sendiri:

“Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri” (Yohanes 5:30)

“Ajaran-Ku tidak berasal dari diri-Ku sendiri, tetapi dari Dia yang telah mengutus Aku.” (Yohanes 7:16)

“Bapa lebih besar dari pada Aku” (Yohanes 14:28)

Kenyataan bahwa ia telah dikirim oleh Bapa-nya (Yohanes 5:24,37) bertentangan dengan teori kesamaan. Kemudian keingintahuan Yesus akan kedatangannya yang kedua juga merupakan bukti yang menentang kepercayaan populer. Sangat sulit untuk dibayangkan bahwa orang kedua dalam kesatuan Trinitas tidak mengetahui tentang rencana ini. Perbedaan mereka tidak hanya di masa lalu, namun sampai sekarang. Coba pikirkan kata-kata Paulus ketika ia berbicara tentang “Allah dan Bapa dari Raja kita Yesus Kristus” (2 Korintus 11:31). Yesus sendiri, setelah kebangkitannya, menyebut Bapa-nya sebagai “Allah-ku” (Yohanes 20:17). Selanjutnya bukti bahwa “hanya ada satu Allah, dan hanya satu penengah antara Allah dengan manusia, yaitu Kristus Yesus” (1 Timotius 2:5) juga membantah ajaran Trinitas.

PERAN KRISTUS DI MASA DEPAN

Jejeran bukti ini dapat dijelaskan lebih lanjut. Kita melihat ke masa depan, di akhir kepemimpinan Kristus setelah seribu tahun. Apa yang kita lihat?

“Kemudian tiba kesudahannya, yaitu bilamana Ia (Kristus) menyerahkan Kerajaan kepada Allah Bapa … Karena Ia harus memegang pemerintahan sebagai Raja sampai Allah meletakkan semua musuh-Nya di bawah kaki-Nya … kalau segala sesuatu telah ditaklukkan di bawah Kristus, maka Ia sendiri sebagai Anak akan menaklukkan diri-Nya di bawah Dia, yang telah menaklukkan segala sesuatu di bawah-Nya, supaya Allah menjadi semua di dalam semua” (1 Korintus 15:24-28)

Jadi di masa lalu, saat ini, dan di masa depan – setinggi apapun posisi yang diberikan kepada Yesus Kristus, namun Allah Bapa masih lebih tinggi. Kesamaan status mereka tidak pernah disebutkan.

Jika demikian, siapakah Yesus Kristus? Anak Allah, yang dilahirkan oleh seorang perawan, seperti yang tertulis dalam Kitab Matius dan Lukas:

“Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah.” (Lukas 1:35)

Yesus, seperti yang ditulis dalam Kitab Suci, dalam kehidupannya mengalami percobaan, penderitaan, dan kematian, namun dibangkitkan dari kematian oleh Bapa-nya. Kemudian dinaikkan ke tangan kanan Allah Bapa sebagai Imam Besar dan Perantara. Disanalah dia akan tinggal hingga tiba waktunya untuk kembali ke dunia dan membangun Kerajaan Allah.

KASIH ALLAH

Jika ada satu ciri khas Allah yang menunjukkan perbedaan karakternya dari dewa-dewi lain yang telah diciptakan oleh khayalan manusia, yaitu adalah kasih yang telah diperlihatkan kepada ciptaan-Nya.

Bayangkan kasih orang tua kepada anak-anaknya. Allah menunjukkan kasih tersebut, dan lebih, kepada kita.

“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” (Yohanes 3:16)

Usaha dan kerja Tuhan Yesus Kristus merupakan topik bahasan lain. Kebutuhan manusia akan keselamatan juga akan dibahas nanti. Namun tujuan Allah akan bumi dan manusia dibahas disini.

Adalah ajaran Kitab Suci yang jelas sekali bahwa Allah berencana untuk mengubah dunia ini di masa depan, dengan menghabus semua kejahatan dan kesengsaraan saat ini.

TUJUAN ALLAH DENGAN BUMI

Di awal sejarah Israel, Allah menyatakan, “Demi Aku yang hidup dan kemuliaan TUHAN memenuhi seluruh bumi” (Bilangan 14:21).

Bumi kita saat ini jelas sekali tidak dipenuhi oleh kemuliaan Allah. Namun di masa depan hal ini akan terjadi. Inilah tujuan Allah.

Rasul Paulus berbicara kepada orang-orang di Athena dan mengatakan kepada mereka bahwa suatu hari bumi ini akan dipimpin dalam kebenaran oleh seorang raja pilihan Allah; juga bahwa hal ini telah dipastikan dengan kebangkitan manusia pilihan-Nya dari kematian.

Bumi kita saat ini jelas sekali tidak dipimpin dengan kebenaran. Namun di masa depan hal ini akan terjadi. Masa tersebut akan disebut Kerajaan Allah dan Yesus adalah Rajanya. Tujuan Allah dengan bumi akan dibahas lebih dalam di pelajaran yang berikut. Salah satu tindakan kasih-Nya kepada manusia adalah dengan mengungkapkan tujuan-Nya melalui Kitab Suci. Kasih-Nya juga terlihat dari kemauan-Nya untuk mempersembahkan anak-Nya sendiri sebagai jalan utama untuk mencapai tujuan-Nya tersebut.

ROH

Pembahasan tentang Allah tidak akan sempurna tanpa penjelasan tentang dua kata yang sangat berhubungan dengan Sang Maha Penguasa dan hasil kerja-Nya. Kata “Roh” seringkali digunakan di Kitab Suci untuk menjelaskan kuasa Allah yang selalu ada di mana-mana. “Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu?” (Mazmur 139:7). “perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh” (Mazmur 51:12)

ROH KUDUS

Kata “Kudus” memiliki arti khusus, yaitu terpisah, atau sakral. Setiap kali kita membaca tentang Roh Kudus, Kitab Suci berbicara tentang kuasa Allah yang digunakan untuk tujuan khusus.

Contohnya, ketika Maria, ibu Yesus, diberitakan bahwa ia akan mengandung seorang putra bernama Yesus, beliau diberitahu bahwa Roh Kudus akan datang kepadanya. Kitab Lukas menekankan arti ini dengan mengulang dan menjelaskan bahwa “kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau;” (Lukas 1:35). Baca ayat tersebut sekali lagi. Sang Malaikat menjelaskan bahwa kelahiran Yesus akan merupakan mukjijat Allah yang diakibatkan oleh kuasa Allah yang khusus, dan kuasa ini akan dijalankan melalui Maria. Oleh karena ini, Yesus adalah Putra Allah.

PENULISAN KITAB SUCI

Kita telah membaca ayat dalam surat kedua Petrus yang mengatakan bahwa, “sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah.” (2 Petrus 1:21). Adalah kuasa khusus Allah yang menyebabkan para nabi untuk berbicara, maupun bagi para penulis untuk menuliskan Firman Allah. Mereka digerakkan oleh kuasa Allah.

Kata “Roh” yang kita baca dalam Alkitab seringkali berasal dari kata Ibrani (dalam Perjanjian Lama) atau kata Yunani (dalam Perjanjian Baru) yang berarti “napas”. Jadi jika kita membaca bahwa “Roh Allah mendorong manusia”, dapat juga diterjemahkan sebagai “Allah memberi napas kepadanya”. Penerjemahan demikian membuat ayat-ayat yang berbicara tentang kuasa Allah menjadi sangat indah. Ini juga yang merupakan alasan bagi Paulus, dalam suratnya kepada Timotius, untuk mengatakan bahwa “Kitab Suci dihembuskan oleh napas Allah” – atau “Segala tulisan yang diilhamkan Allah” (2 Timotius 3:16).

Kuasa Roh Kudus telah diberikan kepada Yesus, seperti yang ditulis dalam Perjanjian Baru. Para Rasul kemudian juga menerima kuasa ini yang memungkinkan bagi mereka untuk melakukan mukjijat-mukjijat. Ayat terakhir dalam Markus 16:20 memberitakan kepada kita bahwa tujuan dari ini adalah untuk memungkinkan bagi para rasul untuk menegaskan ajaran mereka.

Paulus berbicara tentang bagaimana Roh Kudus digunakan dalam abad pertama. Sifat terpenting, lebih penting dari segala macam pemberian yang harus kita pelihara, adalah kasih (Baca 1 Korintus 12:28-31, lalu 1 Korintus 13:1-13).

Allah telah menunjukkan kasih-Nya dengan berbagai cara. Cara terbaik bagi kita untuk membalas kasih-Nya adalah dengan berusaha untuk memimpin kehidupan yang sesuai dengan kehendak-Nya.

RINGKASAN BEBERAPA POKOK PENTING

§         Hanya ada satu Allah

§         Dia adalah Pencipta. Dia adalah abadi, dari waktu ke waktu

§         Allah melihat dan mengetahui semua

§         Allah adalah Maha Bijaksana. Allah adalah Maha Pencinta

§         Allah telah mengemukakan tujuanNya dalam Kitab Suci

§         Kekuatan Allah dijelaskan sebagai Roh-Nya

§         Kitab Suci ditulis dengan kuasa Roh Kudus

§         Yesus lahir sebagai akibat dari kekuasaan Roh Kudus dalam Maria

§         Adalah penting bagi keselamatan kita, untuk mengerti sifat-sifat Allah

 

AYAT-AYAT UNTUK BACAAN

Kejadian 1; Yesaya 45; Kisah Para Rasul 17 (baca apa yang mereka lakukan di Berea);       Mazmur 139; 1 Timotius 6

 

PELAJARAN 2: Pertanyaan

Tandai þ  untuk jawaban yang benar dalam setiap pertanyaan, dan serahkan. Terkadang, suatu pertanyaan membutuhkan lebih dari satu jawaban yang benar.

1.        Bagaimana alam semesta tercipta?

□            Secara tidak sengaja

□            Oleh kekuatan Allah

□            Secara evolusi

2.        Allah yang benar adalah:

□            Allah dalam Kitab Suci

□            Dewa Mesir

□            Kita tidak tahu

□            Gambaran Baal

3.        Manakah dari pilihan di bawah membuktikan keberadaan Allah?

□            Nyanyian nasional

□            Nubuat Kitab Suci

□            Legenda tradisional

4.        Dalam Mazmur 139:6, penulisnya mengatakan:

□            “Terlalu ajaib bagiku pengetahuan itu, terlalu tinggi, tidak sanggup aku mencapainya.”

□            “Allah melihat dan mengetahui segala”

□            “Allah adalah Maha Kuasa”

□            “Engkau mengetahui, kalau aku duduk atau berdiri”

5.        Kitab Suci mengajarkan bahwa:

□            Allah adalah Trinitas

□            Allah adalah kesatuan

□            Allah adalah beberapa Tuhan menjadi satu

□            Allah itu tidak ada

6.        Dengan mempersembahkan Putra-Nya (Yohanes 3:16), Allah menunjukkan:

□            Harapan-Nya

□            Kasih-Nya

□            Kepercayaan-Nya

□            Keadilan-Nya

7.        Apakah tujuan Allah dengan bumi?

□            Menghancurkannya

□            Membiarkannya seperti apa adanya

□            Memenuhinya dengan keagungan-Nya

8.        Apakah Roh Kudus Allah?

□            Kekuasaan Allah

□            Kasih Allah

□            Kebebasan Allah

□            Persembahan Anak Allah

9.        Bagaimana Allah menyebabkan Kitab Suci untuk ditulis?

□            Melalui Kekuasaan-Nya

□            Melalui Roh Kudus-Nya

□            Melalui Kebenaran-Nya

□            Melalui Keagungan-Nya

10.    Dalam Kisah Para Rasul 17:11, kita membaca akan mereka di Berea:

□            Menyanyikan kidung ke Allah

□            Mempelajari Kitab Suci setiap hari

□            Menghasut masyarakat

□            Membuat seluruh kota memberontak

 

Komentar atau pertanyaan lain yang anda ingin kemukakan:Carelinks, PO Box 152, Menai Central, NSW 2234 AUSTRALIA  e-mail: info@carelinks.net


previous page table of contents next page